fbpx
Sunday 22nd December 2024

Mikroplastik dan Logam Berat Pencemar Utama di Sungai Bengawan Solo

By: On:

KABAR KLATEN.COM_ Sungai Bengawan Solo merupakan salah satu sungai terpanjang yang berada di Pulau Jawa yang mengalir sepanjang 600 km melintasi dua Provinsi di Pulau Jawa yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sumber air dari Sungai Bengawan Solo sangatlah berguna bagi masyarakat disekitarnya yakni untuk memenuhi kebutuhan domestik, industri, permukiman, pertanian, dan perikanan. Pada sekitar DAS Bengawan Solo, banyak dijumpai pemukiman padat penduduk dan pabrik-pabrik industri.
Sungai Bengawan Solo telah mengalami pencemaran dan kerusakan kualitas air dikarenakan adanya pembuangan limbah domestik dan industri ke Sungai Bengawan Solo. Pencemar terberat yang ada pada sungai bengawan solo ialah mikroplastik dan logam berat.

Contoh Mikroplastik sendiri adalah dapat berasal dari serat yang berasal dari pencucian pakaian, alat kecantikan, sampah plastik, debu industri, dan lain sebagainya. Sedangkan logam berat ialah timbal, arsen, kadmium, kromium, kobalt, mangan dan merkuri digunakan sebagai pigmen warna. Perlu diketahui bahwa mikroplastik perairan mampu menyerap kandungan logam berat dan rata-rata bersifat mobile, atau bergerak mengikuti arah arus.
Menurut Utomo et al (2004) Sungai Bengawan solo merupakan sungai yang telah mengalami modifikasi atau perubahan terutama untuk keperluan irigasi. Air sungai Bengawan Solo sebenarnya sudah tidak layak lagi sebagai sumber air baku, namun faktanya tidak ada alternatif lain yang bisa menggantikan sumber air baku untuk keperluan masyarakat dan industri selain Sungai Bengawan Solo. Rejekiningrum (2014) menyatakan bahwa analisis indeks kekritisan air (IKA) wilayang DAS Bengawan Solo mulai mendekti krisis air dengan nilai rerata 49,3% hingg 69,8%. Selain itu data hidrologi Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo sepanjang 2018-2019 memperlihatkan kualitas air tercemar dengan skala ringan hingga berat di enam pos pemantauan.

Hingga saat ini dampak pencemaran logam berat dan mikroplastik semakin meningkat dengan dibuktikannya bioindikator seperti tanaman dan organisme didalamnya telah terakumulasi pencemar sehingga organisme didalamnya banyak yang mengalami kematian. selain itu, terdapat beberapa wilayah seperti Blora yang kehilangan sumber air bersih.

Upaya yang telah dilakukan dalam menanggulangi cemaran yakni Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo secara berkala juga mengadakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan Program Guna Air Irigasi (P3TGAI), Pembentukan Satgas Patroli Pencemaran Air yang bertugas untuk melakukan monitoring danp engawasan terhadap pihak yang berpotensi mencemari Sungai Bengawan Solo (Industri), dan beberapa badan lingkungan hidup, seperti PT PJT 1, bersama dengan pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah berupaya untuk memonitoring Sungai Bengawan Solo.

Adapun strategi pengelolaan lingkungan yang befungsi untuk mencegah serta menanggulangi pencemaran air dan memulihkan kualitas air sesuai dengan peruntukannya, diperlukan serangkaian kriteria dan alternatif sesuai dengan kemampuan sumber daya, yang disimpulkan sebagai berikut :

1. Pencemaran akibat perilaku masyarakat dikurangi dengan adanya penyuluhan oleh pemerintah setempat

2. Koordinasi lebih dioptimalkan antara intansi dengan pengelolaan sumber daya air dan pengendalian pencemaran air.

3. Dibutuhkan kebijakan sebagai pedoman program pengendalian pencemaran air.

4. Kegiatan nyata untuk pembangunan sistem sanitasi masyarakat dan konservasi vegetative
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pentingnya monitoring yang berguna dalam pemantauan Sungai Bengawan Solo untuk mengurangi paparan pencemar khususnya mikroplastik dan logam berat. Selain itu, Biomonitoring juga berfungsi sebagai indikator early warning rusaknya lingkungan dan indikator dini pemulihan lingkungan.

Artikel kiriman:

(Fransisca Victory Kusumaningrum – 31210421 – Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta)

 

Sumber Referensi:
Ahmad, T. F & Albertus, R. P. A. (2022). Hubungan Manusia dan Sungai Bengawan Solo Sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Karya Seni Grafis. Jurnal Brikolase, 14(2): 34-53.
Ananta, Y. A. (2020). Peran Dinas Lingkungan Hidup Dalam Pengawasan Terhadap Pengelolaan Limbah Etanol di Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Fakultas Hukum, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Donoriyanto, D. S. (2011). Analisis Dampak Lahan Permukiman Terhadap Kualitas Air Sungai Bengawan Solo Kabupaten Lamongan. Prosiding Konferensi Nasional “Inivasi dalam Desain dan Teknologi”, 331-340.
Gusti, A. S, dkk. (2021). Analisis Kualitas Air Sungai Bengawan Solo Akibat Pembungan Limbah Industri Tahu Dan Tempe Di Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan. Jurnal EnviScience, 5(2):76-84.
Ningsih, S. D, dkk. (2020). Potensi Beban Pencemaran Limbah Sektor Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Terhadap DAS Bengawan Solo di Kabupaten Boyolali. Jurnal Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 18(2): 52-70.
Ramadhani, E. (2016). Analisis Pencemaran Kualitas Air Sungai Bengawan Solo Akibat Limbah Industri di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Publikasi Karya Ilmiah. Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rejekiningrum, P. (2014). IDENTIFIKASI KEKRITISAN AIR UNTUK PERENCANAAN PENGGUNAAN AIR AGAR TERCAPAI KETAHANAN AIR DI DAS BENGAWAN SOLO. Retrived from http://repository. ut.ac.id/5026/1/fmipa2014_12. pdf.
Utomo, A. D., S. Adjie, N. Muflikhah, & A. Wibowo.(2004). Distribusi jenis ikan dan kualitas perairan di Bengawan Solo. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Edisi Sumber Daya dan Penangkapan. Pusat Riset Perikanan Tangkap. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Jakarta, 12 (2): 89-100

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Comments are closed.