Kabarklaten.com — Hari ini Minggu (21/06), Cak Diqin, penyanyi campur sari senior dan legendaris menggelar jumpa pers dalam rangka Launching Single dan Video Klip terbaru bersama sang istri tercinta, Nyimut Lestari. Jumpa pers berlangsung di Resto Pawon Glagahan Jipangan, Banyudono, Boyolali. Dalam jumpa persnya ia menceritakan sekilas perjalanan karirnya dari kecil hingga detik ini.
“Dari usia sembilan tahun saya sudah main karawitan. SMP bermain tari, SMA main peran lawak, kemudian lulus SMA saya hijrah ke Papua dan jadi PNS di sana. Akhirnya kembali lagi ke Solo kuliah di STSI Surakarta (sekarang ISI_Red). Karena banyaknya aktivitas kuliah saya terbengkalai dan tidak selesai,” ucap Cak Diqin.
“Dari situlah saya mulai menulis lagu dan menyanyi hingga kini,” lanjutnya.
Disinggung tentang wujud kristalisasi keringatnya selama ini, penyanyi bernama lengkap Muhammad Shodiqin ini mengungkapkan bahwa ia telah menghasilkan ratusan lagu ciptaannya yang ia nyanyikan sendiri. Dari ratusan itu ada dua lagu terbaru yang menjadi obyek launching hari ini (21/06).
“Sudah lebih dari 150 lagu yang saya tulis dan saya nyanyikan sendiri. Selama pandemi ini saja saya sudah menciptakan 11 lagu dan dua diantara yang saya launching hari ini, yakni lagu yang berjudul Timun Wungkuk Jaga Imbuh dan Tresna Saklawase” terang Diqin
Secara tersurat tajuk lagu-lagu Cak Diqin bermuatan slengean. Namun menurutnya lagu-lagunya mengandung pesan moral yang memang dikemas dalam judul yang menggelitik
“Lagu-lagu saya dari segi judul memang agak nyleneh tetapi sebenarnya banyak pesan moralnya. Seperti lagu ‘Mendem Wedokan’ itu pesan moralnya jangan buru-buru menikah kalau belum punya penghasilan, lagu ‘Sida Randha’ menceritakan sebuah kesetiaan, ‘Mister Mendem’ juga berpesan agar segera sembuh dari kebiasaan minum-minuman keras, dan sebagainya. Yang jelas semua lagu saya memuat pesan moral,” jelas peraih gelar Doktor Honoris Causa tahun 2006 dari Universitas California ini.
Menurutnya Lagu terbarunya yang bertajuk ‘Timun Wungkuk Jaga Imbuh’ ini juga memiliki pesan mendalam. Secara filosofi ini menceritakan seorang petani ketimun yang panennya tidak selalu berupa ketimun yang bagus (lurus memanjang). Kadang kala ditemukan ketimun yang bengkok. Nah, yang bengkok ini biasanya buat cadangan kalau ada yang membutuhkan.
“Biasanya yang wungkuk ‘kan disortir buat cadangan. Nah, hubungannya dengan lagu, ya, mengingat jaman sekarang sepertinya lazim perempuan banyak yang hanya menjadi cadangan (simpanan_red) bagi laki-laki,” lanjutnya.
Nyimut Lestari, Sang istri, yang menyanyikan lagu Tresna Saklawase, turut menjelaskan pesan yang terkandung dalam lagu yang dinyanyikannya.
“Lagu Cak Diqin yang saya bawakan ini adalah tentang bagaimana mencintai pasangannya. Mencintai kurang dan lebihnya, suka dan dukanya,” Jelas Nyimut
Kedepannya Cak Diqin mengungkapkan akan merilis lagu-lagu rohani. Ini adalah wujud perjuangan dan perjalanan rohaninya. (ikapri)
No Responses