Kabarklaten.com — Kondisi merapi, dari beberapa informasi yang kami himpun, sedang mengalami perubahan pada tubuhnya. Gunung Merapi mengalami penggelembungan sebesar 0,5 cm setiap harinya. Artinya, menurut BPPTKG Yogjakarta, ini pertanda adanya magma yang naik ke permukaan.
Berkaitan dengan letusan Merapi yang terakhir (21/06/2020) lalu perlu kiranya pemerintah mempersiapkan masyarakatnya untuk menghadapi kemungkinan erupsi berikutnya. Mempersiapkan jalur evakuasi dan pendirian shelter menjadi agenda prioritas.
“Tentu mempersiapkan jalur evakuasi. DPU tahun ini ada pembinaan untuk segera diperbaiki. Kemudian kesiapan shelter, saya sudah minta UPD terkait untuk mempersiapkan lampu juga airnya. Apabila ada peningkatan erupsi yang serius shelter-shelter ini siap digunakan. Nah, karena ini sedang dalam kondisi covid, shelter akan diberlakukan sesuai protokol kesehatan. Selain shelter, rumah-rumah warga dan sekolah-sekolah juga akan difungsikan,” jelas Sri Mulyani, Bupati Klaten, saat diwawancara usai acara penyerahan BLT DD III di Desa Kranggan, Polanharjo, Senin (13/07/2020).
Kesiapan menghadapi erupsi Merapi juga terlihat pada masyarakat lereng Merapi. Ini diungkapkan oleh Mulyani sebagai apresiasi atas inisiatif masyarakat dalam menghadapi erupsi.
“Saya patut memberi apresiasi masyarakat lereng Merapi seperti Tegalmulyo, Sidorejo, Balerante dan lain-lain sudah ada kemandirian. Mereka sadar jalur evakuasi tidak begitu baik, mereka membuat jalur evakuasi tikus sendiri,”
“Jadi nanti kalau ada erupsi lagi warga akan dievakuasi oleh masyarakat setempat itu sendiri. Mereka juga sudah menyiapkan armada yang nantinya akan membawa ke shelter tujuan mereka,” lanjutnya.
Upaya pemerintah kabupaten sendiri selain persiapan jalur fisik juga mempersiapkan edukasi masyarakat berupa simulasi.
“BPPD, sesuai dhawuh Pak Gubernur, akan mengadakan simulasi yang akan bekerja sama dengan TNI Polri, relawan dan masyarakat itu sendiri,” ucap Sri Mulyani. (ikapri)
No Responses