KABARKLATEN.COM_ Diusianya yang ke 72 SMP Negeri 2 Klaten yang dikenal sebagai Espero Klaten telah berhasil mendapat penghargaan Sekolah Adiwiyata 2023 Tingkat Provinsi Jawa Tengah dan saat ini tengah bersiap untuk menuju Sekolah Adiwiyata 2023 Tingkat Nasional.
Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Klaten Ismadi menjelaskan bahwa Sekolah Adiwiyata adalah jenis sekolah yang mengutamakan kepedulian dan berbudaya terhadap lingkungan. Programnya dan kegiatannya cukup banyak, mulai dari menciptakan tempat belajar yang baik, ikut membantu melestarikan lingkungan, hingga bertanggung jawab untuk menyelamatkan lingkungan hidup.
“Salah satu kegiatan sekolah Adiwiyata adalah membersihkan lingkungan dan secara umum, sekolah merupakan tempat anak-anak belajar tentang bahasa, sosial, hingga sains dan sekolah yang fokus mendidik anak untuk peduli terhadap lingkungannya.” kata Ismadi. Menurutnya jenis sekolah di Espero ini dikenal sebagai green school atau sekolah Adiwiyata,
sehingga banyak orang tua tertarik untuk memasukkan anaknya ke dalam institusi pendidikan ini, karena sekolah Adiwiyata, tujuan, program, beserta kurikulumnya telah tertata sedemikian rupa.
Sementara itu Ketua Komite Sekolah SMP Negeri 2 Klaten H.Moch.Isnaeni menyampaikan bahwa sekolah Adiwiyata itu adalah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, serta memiliki program nyata untuk mengintegrasikan pelestarian lingkungan dalam kegiatan belajar-mengajar. atau istilah kerennya adalah green school.
” Sekolah Adiwiyata itu untuk mewujudkan masyarakat sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan dengan beberapa cara, yaitu: menciptakan tempat belajar yang lebih baik untuk meningkatkan mutu murid, guru, wali murid, hingga masyarakat sekitar, sekaligus melestarikan lingkungan hidup.” kata Moch.Isnaeni.
Yang kedua menurut Moch.Isnaeni adalah ikut membantu melestarikan lingkungan hidup demi keberlangsungan generasi yang akan datang.
“Warga sekolah bertanggung jawab dalam menyelamatkan lingkungan hidup yang berkelanjutan.” katanya.
Dijelaskan bahwa salah satu ciri-ciri sekolah Adiwiyata adalah adanya taman. “Taman sekolah Adiwiyata sering kali ditumbuhi oleh tanaman berwarna-warni untuk mempercantik dan memperindah lingkungan sekolah.” terangnya.
Dengan keberadaan taman ini, menurutnya murid dan guru diharapkan bisa lebih merasa nyaman selama proses belajar dan mengajar.
Dilansir dari situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, per tahun 2019 saja terdapat sekitar 434 sekolah Adiwiyata yang tersebar di seluruh Indonesia. Salah satu contoh sekolah Adiwiyata adalah SMP Negeri 2 Klaten ( Espero ).
Wakil Kepala Sekolah bidang kurikilum SMP Negeri 2 Anggoro bahwa kurikulum yang diterapkan di sekolah ini dengan sekolah lain yang tidak berlabel green school memang ada perbedaan.
Prinsip dasar penyusunan kurikulum sekolah Adiwiyata atau green school adalah tempat belajar yang ingin para siswanya memiliki karakter peduli lingkungan bahkan setelah lulus dari sekolah.
“Oleh karena itu, sekolah ini mengintegrasikan tiga prinsip dasar dalam penentuan kurikulum, yakni edukatif, partisipatif, dan berkelanjutan.” kata Anggoro.
Edukatif kata Anggoro berarti pendidikan lingkungan melalui berbagai pembiasaan hidup berdampingan dengan alam, seperti memelihara dan mengelola lingkungan itu sendiri.
“Hal ini diharapkan dapat mengubah pola pikir dan perilaku warga sekolah menjadi manusia-manusia yang peduli lingkungan, menjadikan warga yang cinta lingkungan, baik di sekolah, di rumah, maupun di masyarakat.” katanya.
Dijelaskan soal partisipatif ini menurut Anggoro adalah melaksanakan program sekolah ramah lingkungan secara komprehensif, mulai dari pihak pemerintah sampai masyarakat. “Oleh karena itu, sekolah bisa menyusun kegiatan yang berhubungan dengan program Adiwiyata ini berdasarkan kesepakatan dengan orangtua murid maupun warga sekitar.” jelasnya.
Sedangkan maksud berkelanjutan menurut Anggoro memiliki arti bahwa program sekolah Adiwiyata dapat dilakukan terus-menerus hingga tujuannya tercapai. “Secara umum, tujuan sekolah Adiwiyata adalah menimbulkan kesadaran semua pihak tentang peduli lingkungan.” katanya.
Saat ini Espero sedang mempersiapkan penilaian Sekolah Adiwiyata tingkat Nasional yang akan berlangsung akhir bulan Agustus 2023 ini. Kepada sejumlah awak nedua Kepala Sekolah SMPN 2 Klaten mengatakan bahwa tujuan adanya Sekolah Adiwiyata antara lain untuk
mewujudkan masyarakat sekolah yang lebih peduli dan berbudaya dalam lingkungan. “Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan kondisi sekolah yang lebih baik lagi untuk menjadi wadah pembelajaran.” ujarnya. Selain itu menurut Ismadi sekolah Adiwiyata juga bertujuan untuk membuat warga sekolah lebih sadar akan lingkungan sekitarnya demi terciptanya upaya pelestarian lingkungan.
“Komite Sekolah berkolaborasi dengan semua pihak Mendorong dan mendukung sekolah untuk melestarikan lingkungan hidup dalam pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan demi kepentingan generasi yang akan datang.” kata Ismadi.
Lebih lanjut dikatakan program sekolah Adiwiyata juga bertujuan untuk mengembangkan norma dasar, seperti kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadlian, dan kelestarian lingkungan hidup serta sumber daya alam.
” Kami telah menerapkan prinsip dasar, di antaranya partisipatif di mana sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai tanggung jawab serta peran masing-masing pihak”. kata Ismadi.
Tujuan sekolah Adiwiyata yang tak kalah penting menurut Ismadi adalah mendukung pencapaian standar kompetensi dasar dan standar kompetensi kelulusan (SKL) pendidikan dasar serta menengah.
“Kita bisa meningkatkan efisiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan juga pengurangan dari berbagai sumber daya serta energi.” katanya.
Tujuan sekolah Adiwiyata lainnya menurut Ismadi adalah meningkatkan upaya untuk melindungi serta mengelola lingkungan hidup melalui kegiatan pengendalian pencemaran, kerusakan, serta pelestarian fungsi lingkungan di sekolah. ( *Moch.Isnaeni* )
No Responses