KABARKLAtTEN.COM_ Kegiatan yang dilangsungkan di halaman samping Mapolres tersebut dihadiri oleh Forkompinda, ketua KPU dan Bawaslu, tim sukses paslon bupati-wakil bupati Klaten, para tokoh pemuda dan agama, personel Polres, Kodim, Satpol PP serta Dishub. Sedangkan pengambil apel dilakukan secara bersama oleh Bupati Klaten Hj Sri Mulyani, Kapolres Klaten AKBP Edy Suranta Sitepu SIK MH serta Dandim 0723/Klaten Letkol Inf Joni Eko Prasetyo SIP.
Kapolres Klaten dalam amanatnya mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk kesiapan mengantisipasi segala bentuk ancaman dan gangguan dalam setiap tahapan pilkada, termasuk ancaman pendemi covid-19. Kapolres juga menjelaskan bahwa setiap tindakan pengamanan yang akan dilakukan oleh personel TNI-Polri dan juga unsur pendukung lainnya akan selalu berpedoman kepada Undang-undang, perpres dan juga perkap yang ada.
“Semua hal tersebut (peraturan perundang-undangan) harus dipedomani sehingga sesuai dengan standart operasional prosedur. Disamping itu kita juga wajib menjaga protokol kesehatan agar tidak menjadikan klaster baru pandemi covid-19.”
Tak lupa Kapolres mengingatkan kepada para personel TNI-Polri dan ASN agar selalu bersikap profesional dan netral. Komitmen netral tersebut juga diucapkan pada deklarasi netralitas TNI-Polri dan ASN yang dilanjutkan deklarasi damai dari masing-masing perwakilan tim sukses.
Sementara itu, terkait kondusifitas wilayah Kab. Klaten disinggung oleh Bupati Klaten dan Dandim 0723/Klaten. 2 pucuk pimpinan di Klaten ini meminta agar para personel pengamanan melaksanakan tugas dengan baik dan tanggung jawab. Kemudian kepada para pemilih, simpatisan dan tim sukses juga diminta untuk senantiasa menjaga suasana sejuk damai wilayah Kab. Klaten.
“Pendapat boleh beda, pilihan boleh tidak sama. Bedanya pendapat dan pilihan jangan sampai dijadikan alasan untuk berselisih dan terpecah belah.” Pintanya Selasa (22/09/2020)
Usai apel, acara dilanjutkan dengan simulasi pengamanan pilkada Kab. Klaten yang dilakukan oleh personel gabungan TNI-Polri. Simulasi menampilkan skenario-skenario tindakan pengamanan dari situasi hijau hingga skenario antisipasi dari pihak-pihak yang berusaha menggagalkan pilkada.
Simulasi dimulai dari situasi aman wilayah Kab. Klaten dimana masyarakat melakukan aktifitas ekonomi secara normal. Dalam tahap ini juga ditampilkan penindakan kepada warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan terkait covid-19. Petugas Polri yang mendapati adanya pemotor yang tidak memakai masker langsung menghentikan dan memberikan teguran.
Lanjut pada tahapan masa tenang, personel gabungan bersama PPK melakukan patroli memastikan seluruh alat peraga kampanye sudah diturunkan. Petugas juga memastikan tidak ada gesekan antar pendukung saat penurunan APK.
Kemudian skenario penindakan hukum mulai ditampilkan saat adanya oknum tidak bertanggung jawab mencoba mengambil paksa kotak suara yang sedang dalam perjalanan ke kantor PPK. Petugas TNI-Polri yang selalu dalam kondisi siaga langsung bisa menggagalkan aksi tersebut dan juga berhasil mengamankan pelaku.
Belum cukup disitu, adanya oknum perusuh dalam aksi unjuk rasa di depan KPU juga berhasil diatasi oleh personel TNI-Polri. Personel Polri yang berhadapan langsung dengan pengunjuk rasa sudah berusaha melakukan upaya-upaya negosiasi, namun belum menemui titik temu. Massa bahkan menjadi lebih tidak terkendali. Petugas kemudian terpaksa melakukan penindakan sesuai Perkap No 1 tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan Dalam Tindakan Kepolisian dan juga Perkap No 8 tahun 2010 tentang Tata Cara Lintas Ganti dan Cara Bertindak Dalan Penanggulangan Huru-hara. Tindakan itu diantaranya penyekatan oleh personel tanpa alat kemudian lintas ganti dengan personel menggunakan alat, penggunaan anjing untuk membubarkan massa, penggunaan water canon, gas air mata hingga pengerahan tim bermotor pengurai massa.(adv Polres Klaten)
No Responses